Nonton Film Online - The Miracle of Bern, Buah dari Perjuangan untuk Disadari


Nonton Film Online - Jadi orang Jerman yaitu perkara yang susah. Terlebih bila Anda yaitu orang yang Jerman yang hidup di th. 1950-an.

Kondisi Jerman selepas Perang Dunia II betul-betul tidak menentu. Kekalahan Jerman di PD II buat Jerman terpisah jadi dua sisi, yakni Jerman Barat serta Jerman Timur (dampak dari Kesepakatan Postdam). Terpisahnya Jerman ini buat laju perkembangan Jerman selesai perang tersendat sekalian jadi tidak rata.

Gosip kemiskinan serta sulitnya mencari pekerjaan jadi satu diantara gosip yang cukup seringkali berlangsung pada masa-masa itu. Banyak cost yang di keluarkan Jerman dalam Perang Dunia II buat orang-orang alami kesusahan ekonomi. Hal semacam ini ditambah dengan rusaknya bangunan-bangunan di kota-kota yang berlangsung karena serangan yang dilancarkan Soviet Rusia serta Sekutu (Inggris, Prancis, serta Amerika Serikat) sepanjang Perang Dunia II.

Tidak cuma tentang ekonomi, sosial budaya, serta geografis, kesusahan Jerman ini ditambah sekali lagi dengan tempat mereka didunia internasional. Jadi pesakitan di Perang Dunia II buat Jerman susah untuk memperoleh pernyataan didunia internasional. Ada seperti dosa internasional yang dikerjakan oleh Jerman. 

Hal yang serupa juga berlangsung di sepakbola Dengan internasional, mereka baru dapat kembali jadi anggota FIFA sesudah 1950 (Jerman tidak turut Piala Dunia 1950 di Brasil). Waktu itu, beberapa pemain timnas Jerman masih tetap berstatus jadi pemain amatir. Terkecuali bermain bola, mereka juga lakukan pekerjaan beda untuk menyokong hidup mereka.

Semuanya terlihat susah untuk Jerman, namun semuanya beralih sesudah peristiwa di Bern pada 4 Juli 1954, waktu Jerman (Jerman Barat) memenangi Piala Dunia 1954 yang di gelar di Swiss. Peristiwa ini juga digambarkan dengan baik oleh Soenke Wortmann dalam film berjudul The Miracle of Bern (2003), yang launching pada hari ini, 4 Juli, 14 th. yang kemarin.

Kondisi Jerman yang Serba Sulit 

Matthias cuma seseorang anak kecil berumur 11 th. yang tinggal di daerah Essen. Ia menyukai sepakbola, serta sering bermain dengan anak-anak seusianya. Namun lewat kehidupannya, tercermin kondisi Jerman yang ketika itu serba susah.

Matthias yaitu satu diantara tokoh dalam film The Miracle of Bern. Ia jadi pusat dari pusaran narasi yang berlangsung dalam film ini. Dengan ibu, serta kakak-kakaknya, mereka berjuang untuk hidup. Ibu serta kakak perempuannya, Ingrid, berusaha keras di kafe yang ibunya bangun. Kakaknya, Bruno, jadi pemusik di satu band. Sedang Matthias sering jual rokok linting pada beberapa orang yang berada di kafe ibunya.

Kondisi serba susah dari keluarga Matthias ini yaitu kondisi dari umumnya orang Jerman waktu itu. Kesusahan ekonomi jadi problem sendiri untuk orang-orang Jerman yang barusan usai melakukan masa Perang Dunia II. Helmut Rahn bahkan juga mesti menyambi pekerjaan beda, sambil melakukan rutinitasnya jadi salah seseorang pemain di club Rot-Weiss Essen.

Kondisi jadi lebih rumit untuk keluarga Matthias saat bapak Matthias, Richard, kembali dari masa tahanannya di Rusia yang berjalan sepanjang 11 th.. Kondisi Jerman yang berlainan buat Richard susah beradaptasi. Richard, yang tumbuh di masa Nazi, masih tetap membawa rutinitas Nazi tersebut di keluarganya. Hal tersebut membuatnya susah menyesuaikan dengan keluarganya sendiri, bahkan juga buat Richard sering berkonflik dengan keluarganya.

Masa-masa susah ini juga jadi bumbu sendiri yang mengikuti keikutsertaan Jerman (waktu itu Jerman Barat) pada Piala Dunia 1954. Lain dengan jaman saat ini, tidak ada harapan berlebihan orang-orang pada timnas waktu itu. Terlebih mereka berkompetisi dengan negara-negara hebat beda jenis Brasil, Uruguay, dan The Magical Magyars, timnas Hongaria.

Sepakbola Buat Jerman Jadi Bergairah serta Disadari 

Dibalik semuanya kondisi susah, ada satu hal yang buat orang-orang Jerman jadi demikian bergairah, Hal tersebut yaitu sepakbola. Berikut yang keluar juga dalam film The Miracle of Bern.

Bersamaan dengan melangkahnya Jerman setapak untuk setapak dalam arena Piala Dunia 1954, gairah kebahagiaan orang-orang Jerman yang tengah dirundung kegundahan serta kesusahan yang teramat banyak perlahan-lahan juga mulai keluar. Hal semacam ini tergambar dalam film, terlebih pada bebrapa sisi akhir film saat Jerman mulai masuk sesi semi-final.

Timnas Jerman mulai banyak dibicarakan beberapa orang. Pendeta, beberapa orang di jalanan, bahkan juga Annette, istri dari wartawan Sueddeutsche Zeitung, Paul Ackermann, mulai yakin kalau Jerman dapat jadi juara dunia untuk pertama kalinya. Ia hingga bertaruh dengan suaminya masalah penamaan anak, dengan timnas Jerman jadi taruhannya.

Walaupun dirundung kesulitan, sepakbola bebrapa sekali lagi tunjukkan kemampuannya. Ia dapat menggiring orang-orang jadi demikian bergairah, melihat 22 orang di lapangan (yang Annette sebut 24 orang) sama-sama berebut bola serta cetak gol, membuat satu semangat sendiri untuk orang-orang Jerman.

Tidak cuma itu, dengan sepakbola, Jerman juga mulai membenahi diri mereka di mata dunia. Walaupun pernah disepelekan serta dipandang mujur dapat maju ke final, Jerman selanjutnya dapat tunjukkan kalau mereka memanglah miliki kekuatan untuk jadi juara dunia. Terlebih dalam jalan mereka menuju final, mereka pernah menaklukkan Yugoslavia, satu diantara negara yang terhitung kuat kemampuan sepakbolanya saat itu.

Lewat sepakbola, Jerman sebagai pesakitan pada Perang Dunia II mulai kembali bergerak supaya kembali jadi negara yang disadari. Piala Dunia 1954 yaitu arena yang pas. Disaksikan oleh dunia, mereka beraksi supaya nantinya mereka kembali disadari serta memperkenalkan diri mereka yang baru sesudah kalah dalam PD II.

Sesuai sama judulnya, The Miracle of Bern tunjukkan bagaimana Kota Bern, satu diantara kota yang ada di Negara Swiss, jadi kota yang demikian ajaib untuk Jerman. Di kota itu, histori baru sepakbola Jerman terjadi, serta pada akhirnya hingga saat ini, Jerman jadi satu diantara kemampuan sepakbola dunia dengan empat titel Piala Dunia.

Spesial untuk 1954, seperti yang tergambar dalam film, titel juara di th. ini jadi pelipur lara peperangan sekalian pintu menuju masa baru. Sayangnya, seperti yang dijelaskan diakhir film, tim Bern 1954 ini tidak sempat sekali lagi bermain dengan dalam satu tim.

**
Walaupun penyampaian film ini cukup baik, karna bisa melukiskan keterikatan sepakbola dan kondisi negara Jerman waktu itu, film ini tidak bebrapa prima sangat. Film ini tidak bercerita kejatuhan Hongaria selesai kekalahan itu, serta sangat fokus pada kebangkitan Jerman.

Hal yang dapat dimaklumi karna film ini memanglah di buat oleh orang Jerman. Namun, bila ingin menarik pelajaran, ada suatu hal yang dapat di ambil dari film itu. Film ini melukiskan kalau untuk bangkit serta jadi disadari, perlu perjuangan keras. Klise memanglah, namun hal semacam ini cukup susah untuk diaplikasikan.

Belajar dari kegagalan, serta tidak sempat menyepelekan lawan, juga yaitu beberapa hal positif yang dapat di ambil dari film ini. Asal ingin berupaya, badai pastinya akan berlalu serta jelas akan tiba, seperti langit cerah sesudah hujan di Bern pada 4 Juli 1954.Nonton Film Online

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.